Senin, 22 Desember 2008

Usia Pernikahan Ke-6


Alhamdulliah Ya Allah, rasa syukur ini tak henti - henti nya kami sekeluarga memanjatkan untukMu Ya Allah, dzat yang senantiasa memberikan limpahan barokah kepada kami.

Hari ini tepatnya 6 tahun yang lalu (22 Desember 2002) kami (ajie & niena) melangsungkan pernikahan. Pesta Pernikahan yang begitu sederhana tapi sangat berkesan buat kami. Hanya satu niat yang ada dalam hati kami menunaikan sunnah Rosul untuk membina keluarga yang sakinah, mawadah, warohmah. Kami memulai berrumah tangga hanya berbekalkan cinta dan niat yang tulus untuk saling menerima dan untuk beribadah...semoga niat ini selalu berada dalam hati kami...

Makna usia ke- 6 pernikahan kami adalah kedewasaan cinta. Kedewasaan cinta bagi kami adalah makna saling menerima kekurangan dan saling mengerti, setelah banyak ujian yang harus kami jalani (terutama ujian kesabaran) setelah memasuki usia ke 6 ini kami selalu memaknai bahwa setiap ujian itu adalah wujud cinta Allah kepada keluarga kami.

Suami ku tercinta,...terima kasih ya atas segala pengertian dan kesabarannya semoga itu tetap ada di hati Mas Ajie....(ini lah yang membuat aku tetap semangat untuk berihtiar mendapatkan buah hati kami)

Banyak orang yang yang bilang bahwa usia pernikahan memasuki 5-7 tahun adalah usia yang rawan, apakah benar?...semoga ini tidak berlaku bagi Kami. Semoga di usia ke 6 ini kami tetap bisa menjalani seperti bulan pertama pernikahan kami, hanya cinta dan perasaan saling mengerti ...yang selalu menjadi dasar pernikahan kami.

Banyak kekurangan ku sebagai istri dan ibu tetapi aku selalu ingin berusaha untuk menjadi istri dan ibu yang baik buat keluargaku....tetap di dukung ya Mas.....
Semoga kami selalu diberikan kesabaran dalam mengapai cita-cita kami untuk segera mendapatkan buah hati kami sebagai lentera yang akan selalu menyinari dan menghangatkan keluarga kami

Semoga cinta kami selalu menjadi lentera yang memberikan kehangatan dan penerangan bagi keluarga kecil kami...


Love
Bunda

Jumat, 07 November 2008

Pidato Kemenangan Obama

Perubahan Itu Telah Tiba
[diterjemahkan dengan improvisasi oleh I Made Andi Arsana]








Selamat malam Chicago!


Seadainya di luar sana masih ada yang meragukan apakah benar Amerika adalah tempat di mana segala kemungkinan bisa terjadi; seadainya masih ada yang mempertanyakan apakah mimpi dan harapan para pendiri bangsa kita masih hidup di masa kini; seandainya masih ada yang meragukan kekuatan demokrasi kita; maka malam ini adalah jawabannya.

Jawaban ini disampaikan oleh panjangnya antrian yang mengular di berbagai sekolah, dan gereja dengan jumlah yang bahkan bangsa ini belum pernah saksikan sebelumnya; jawaban ini disampaikan oleh orang-orang yang rela menunggu tiga jam dan empat jam, bahkan banyak dari mereka memilih untuk pertama kali dalam hidupnya, karena mereka percaya bahwa kali ini haruslah ada perubahan, bahwa suara mereka bisa penjadi bagian dari perubahan itu.

Jawaban ini disuarakan oleh mereka yang muda dan tua, Demokrat dan Republikan, hitam, putih, ras Latin, Asia, Amerika asli, gay, bukan gay, yang cacat maupun yang tidak – singkatnya, jawaban ini dikumandangkan oleh warga Amerika yang mengirimkan pesan kepada dunia bahwa kita bukanlah sekedar kumpulan individu atau kumpulan bangsa merah dan biru: kita tetap dan akan selalu menjadi United States of America.

Jawaban ini pula yang menuntun mereka - yang sudah terlalu lama diyakinkan untuk sinikal, ketakutan dan penuh keraguan tentang apa yang bisa dicapai - untuk kembali menggapai busur sejarah dan merentangkan tangannya ke arah harapan masa depan yang lebih baik.
Sudah sejak lama perubahan itu mengarah pada kita, tetapi malam ini, karena kita telah melakukan sesuatu hari ini, di pemilu tahun ini, di saat yang menentukan dalam hidup, perubahan itu telah tiba di Amerika.

Saya baru saja menerima telepon yang sangat berharga dari Senator McCain. Dia telah melewati perjuangan panjang dan melelahkan di kampanye ini dan dia bahkan telah berjuang lebih lama dan lebih keras untuk bangsa yang dicintainya. Dia telah melakukan segala macam pengorbanan untuk Amerika yang kita bahkan tidak bisa bayangkan, dan kita turut menikmati keadaan yang jauh lebih baik berkat pengabdian seorang pemimpin yang tangguh dan tidak individualistis seperti dia. Saya menyelamatinya, saya juga menyelamati Gubernur Palin atas semua yang telah mereka capai. Dan saya berharap serta siap untuk bisa bekerjasama dengan mereka untuk memperbarui janji-janji bangsa ini di bulan-bulan mendatang.

Saya berterima kasih pada pasangan saya, seorang yang senantiasa berkampanye dari lubuk hatinya dan berbicara atas nama orang-orang yang tumbuh bersamanya di jalan Scranton dan kerap melaju dalam kereta yang ditumpanginya menuju rumahnya di Delaware, dialah Wakil Presiden Amerika Serikat terpilih, Joe Biden.



Saya tidak akan berdiri di sini malam ini tanpa dukungan yang tak kenal lelah dari sahabat terbaik saya selama 16 tahun terakhir, batu karang keluarga kami dan cahaya cinta bagi hidup saya, dialah ibu negara kita mendatang, Michelle Obama. Sasha dan Malia, ayah mencintai kalian lebih dari yang bisa kalian bayangkan, dan kalian baru saja dihadiahi seekor anjing lucu yang akan memasuki gedung putih bersama kita. Sementara itu, meskipun beliau tidak lagi bersama kita di sini, saya yakin nenek saya sedang menyaksikannya, begitu juga seluruh keluaga saya yang telah menjadikan saya sebagaimana saya malam ini. Saya merindukan mereka malam ini dan sadar betapa besar utang saya pada mereka. Kepada adik saya Maya dan halma serta semua saudara saya lainnya, terima kasih atas dukungan yang kalian berikan. Saya berterima kasih kepada mereka semua.

Untuk manajer kampanye saya, David Plouffe. Dialah pahlawan dibalik layar untuk kampanye ini yang telah mewujudkan kampanye politik terbaik dalam sejarah Amerika Serikat. Ahli strategi saya, David Axelrod, yang telah mendampingi saya dalam berbagai langkah perjuangan ini, dan untuk tim kampanye terbaik yang pernah ada dalam sejarah politik – kalian telah membuktikan dan mewujudkan semua ini. Saya berterima kasih selamanya atas apa yang telah kalian korbankan untuk menyelesaikan perjuangan ini.

Namun di atas semua itu, saya tidak akan pernah lupa siapa yang sesungguhnya memiliki kemenangan ini. Kemenangan ini adalah milik Anda semua. Kemenangan ini milik Anda!

Saya sadar, awalnya saya bukanlah calon yang paling diharapkan untuk berkantor di Gedung Putih. Kami mulai dengan uang yang sangat terbatas dan dukungan yang minim. Kampanye kami tidak terpampang di gedung Washington – kampanye ini dimulai di halaman belakang di Des Moines, ruang tengah di Concord serta teras depan di Charleston.

Kampanye ini dibangun oleh kaum pekerja, lelaki dan perempuan, dengan sedikit tabungannya dan menyumbang lima dolar, sepuluh dolar, duapuluh dollar untuk perjuangan ini. Dia kemudian menumbuhkan kekuatan dari anak-anak muda yang menolak mitos bahwa generasi mereka adalah generasi apatis; dari mereka yang meninggalkan rumah dan keluarga untuk pekerjaan yang membuat mereka kurang tidur untuk gaji yang kecil. Kampanye ini menumbuhkan kekuatannya dari mereka yang tidak terlalu muda dan rela melawan panas dan dingin dan mengetuk pintu rumah orang-orang yang mereka tidak kenal; dari jutaan warga amerika yang menjadi relawan dan berjuang serta membuktikan bahwa dua abad kemudian, sebuah pemerintahan dari, oleh dan untuk rakyat ternyata tidak punah dari muka bumi. Saya persembahkan kemenangan ini untuk Anda semua.

Saya sadar bahwa Anda tidak melakukan ini hanya untuk memenangkan pemilu dan saya tahu bahwa Anda tidak melakukannya untuk saya. Anda melakukannya karena anda sadar betapa besarnya tugas yang menghadang di depan mata. Meskipun kita merayakan kemenangan malam ini, kita sadar bahwa tantangan yang akan kita hadapi esok hari adalah yang terbesar sepanjang hidup kita. Dua perang sedang berkecamuk, plenet bumi kita dalam ancaman, dan krisis keuangan terburuk sepanjang abad ini. Bahkan malam inipun, kita sadar bahwa ada sekelompok prajurit amerika yang gagah berani terjaga di tengah gurun di Iraq dan pegunungan di Afghanistan untuk menyabung nyawa mereka demi kita semua.

Ada para ibu dan ayah yang merebahkan tubuhnya namun tetap terjaga setelah anak-anak mereka tertidur dan bertanya-tanya bagaimana mereka akan membayar cicilan rumah, atau membayar biaya dokter atau menabung untuk pendidikan mereka. Ada energi baru yang harus dikembangkan dan banyak pekerjaan baru yang harus diciptakan; sekolah baru harus dibangun dan ancaman untuk dihadapi serta hubungan yang harus diperbaiki.
Jalan kita ke depan akan panjang. Pendakian kita akan sangat terjal. Kita mungkin tidak sampai pada tujuan kita dalam setahun atau bahkan dalam masa jabatan saya sebagai presiden, tetapi Amerika, harapan saya tidak pernah sebesar malam ini bahwa kita akan sampai di sana. Saya janjikan bahwa kita bersama-sama sebagai bangsa akan sampai pada tujuan kita.

Tentu saja kita akan mengalami hambatan atau langkah awal yang tidak selalu mulus. Akan ada banyak yang tidak setuju dengan kebijakan saya sebagai presiden, dan kita semua tahu bahwa pemerintah tidak akan mampu menyelesaikan setiap masalah. Tetapi saya akan selalu jujur dengan tantangan yang kita hadapi. Saya akan mendengarkan Anda, terutama kalau kita tidak sepakat. Dan di atas semua itu, saya akan meminta anda untuk terlibat dalam pekerjaan besar untuk membangun kembali bangsa ini, seperti halnya yang telah dilakukan di Amerika selama dua ratus dua puluh satu tahun ini – bongkahan demi bongkahan, bata demi bata, dan tangan-tangan yang mengeras.

Apa yang telah kita mulai 21 bulan lalu saat musim dingin yang beku tidak boleh berhenti musim gugur malam ini. Kemenangan ini sendiri bukan perubahan yang kita dambakan – ini hanyalah memberi kita kesempatan untuk membuat perubahan itu. Dan yang pasti, perubahan tidak akan pernah terjadi jika kita kembali mengerjakan segala sesuatu dengan cara-cara lama. Perubahan tidak akan terjadi tanpa Anda semua. Tanpa semangat baru akan pelayanan, tanpa semangat baru akan pengorbanan

Mari kita bangkitkan kembali semangat baru akan patriotisme; akan tanggung jawab yang menjadi kewajiban kita masing-masing. Mari kita bekerja lebih keras lagi dan peduli tidak saja kepada diri sendiri tetapi juga kepada sesama. Ingatlah bahwa jika krisis keuangan ini telah mengajarkan kita sesuatu, maka pelajaran itu adalah bahwa kita tidak boleh membiarkan Wall Street semakin makmur sementara Main Street menderita. Di negeri ini, kita bangkit berjaya atau runtuh bersama-sama sebagai satu negara dan satu bangsa.

Mari kita lawan godaan untuk kembali terjerumus dalam keterpecahan dan kedengkian dan ketidakdewasaan yang telah meracuni politik kita sejak lama. Mari kita ingat bahwa seseorang dari negara ini pernah membawa spanduk Partai Republik menuju Gedung Putih – sebuah partai yang yang didirikan atas dasar nilai-nilai kemandirian, kemerdekaan individu dan kesatuan nasional. Nilai-nilai itulah yang kita anut. Meskipun partai Demokrat telah mengukir kemenangan besar malam ini, kita memperolehnya dengan kerendahan hati dan kemantapan niat untuk menyembuhkan luka akibat keterpecahan yang telah menyurutkan langkah kita. Seperti yang diucapkan Lincoln kepada bangsa dengan keterpecahan yang lebih parah dari sekarang ini, “Kita bukanlah musuh, tetapi sahabat… meskipun ambisi telah mengusik persahabatan kita, dia tidak boleh menghancurkan jalinan cinta diantara kita.” Dan bagi warga Amerika yang dukungannya masih harus saya menangkan – saya barangkali masih gagal memperoleh suara Anda malam ini, namun saya mendengar suara Anda, saya memerlukan bantuan Anda semua, dan yang pasti, saya akan menjadi presiden bagi Anda juga.

Bagi Anda yang menonton malam ini dari belahan dunia lainnya, dari parlemen dan istana, bagi mereka yang berkerumun di depan radio di pojok planet bumi yang bahkan mungkin terlupakan, kisah kita mungkin berbeda, tetapi takdir kita serupa dan secercah cahaya kepemimpinan baru di Amerika kini telah hadir. Bagimu yang berniat membawa kehancuran bagi dunia, kami akan mengalahkanmu. Bagi Anda yang mencari kedamaian dan keamanan, kami akan mendukung Anda. Dan bagi mereka semua yang masih bertanya apakah cahaya Amerika masih bersinar terang, malam ini kita buktikan sekali lagi bahwa kekuatan sejati bangsa kita tidak datang dari keperkasaan tantara kita atau ukuran kemakmuran kita melainkan dari gigihnya kekuatan idealisme kita yakni demokrasi, kebebasan, kesempatan dan harapan yang tak pernah padam.

Inilah kecemerlangan sesungguhnya yang dimiliki Amerika – bahwa Amerika bisa berubah. Persekutuan kita bisa disempurnakan. Dan apa yang telah kita capai memberi kita harapan akan apa yang bisa dan harus kita capai esok hari.
Pemilu kali ini dihiasi banyak hal yang pertama dan berbagai cerita yang akan dituturkan dari generasi ke generasi. Namun satu hal yang bersarang di pikiran saya malam ini adalah kisah seorang perempuan yang mencoblos kartu suara di Atlanta. Dia tidak ubahnya seperti jutaan orang lainnya yang berada dalam antrian panjang untuk memastikan suaranya terdengar dalam pemilu kali ini, kecuali untuk satu hal – Ann Nixon Cooper kini berusia 106 tahun.

Dia terlahir pada generasi sesaat setelah jaman perbudakan, saat tidak ada mobil di jalanan dan tidak ada pesawat melintas di langit; ketika seseorang seperti dirinya tidak bisa memilih karena dua alasan – karena dia adalah seorang perempuan dan karena warna kulitnya.
Dan malam ini, saya merenungkan segala apa yang sudah disaksikannya selama seabad hidupnya di Amerka – antara sakit hati dan harapan; perjuangan dan kemajuan; suatu masa saat kita diyakinkan bahwa kita tidak bisa, munculah orang-orang mendobrak dengan kemantapan hati ala Amerika: Ya kita bisa.

Saat suara kaum perempuan dibungkam dan harapan mereka diruntuhkan, dia sempat menyaksikan mereka berdiri dan berteriak dan akhirnya mengumandangkan jerit hati mereka lewat kartu suara. Ya, kita bisa.

Ketika terhampar keputusasaan dalam mangkok berdebu dan depresi di seluruh negeri, dia menyaksikan bangsa ini bangkit melawan ketakutan dengan “Kesepakatan Baru,” pekerjaan baru, dan pemahaman baru akan tujuan bersama. Ya, kita bisa.

Ketika bom jatuh di pelabuhan kita dan tirani mengancam dunia, dia ada di sana dan menyaksikan sebuah generasi bangkit menuju kejayaan dan akhirnya sebuah demokrasi terselamatkan. Ya, kita bisa.

Dia ada di sana menyaksikan bus-bus di Montgomery, terowongan-terowongan di Birmingham, sebuah jembatan di Selma, dan seorang pengkhotbah dari Atlanta yang menyerukan kepada umat bahwa “kita harus mengatasi semuanya.” Ya, kita bisa.

Manusia menginjakkan kaki di bulan, sebuah tembok besar runtuh di Berlin, dunia terhubungkan dengan ilmu dan imaginasi. Dan tahun ini, dalam pemilu ini, dia juga menyentuhkan jarinya di layar komputer dan menentukan pilihannya, karena setelah 106 tahun di Amerika, setelah melewati masa-masa kejayaan dan saat-saat paling suram, dia tetap yakin Amerika bisa berubah. Ya, kita bisa.

Amerika, kita telah berjalan jauh. Kita sudah menyaksikan banyak hal. Namun ada banyak hal yang masih perlu diselesaikan. Oleh karena itu, malam ini mari kita bertanya pada diri kita – seandainya putra-putri kita dapat hidup dan menyaksikan abad berikutnya; jika anak-anak saya sedemikian beruntung dan bisa panjang umur seperti halnya Ann Nixon Cooper, perubahan apakah yang akan meraka saksikan? Kemajuan apa yang akan berhasil kita buat?

Inilah kesempatan kita untuk menjawab pertanyaan itu. Inilah kesempatan kita. Ini adalah saatnya untuk kembali menyediakan pekerjaan bagi rakyat Amerika dan membuka pintu harapan bagi putra-putri kita; untuk mengembalikan kemakmuran dan memperjuangkan kedamaian; untuk mengumandangkan kembali Mimpi Amerika dan menegaskan bahwa kebenaran sejati – meskipun kita beragam, kita sesungguhnya satu. Bahwa saat kita bernafas, kita berharap, dan ketika kita dihadapkan pada kesinisan, dan keraguan, dan mereka yang berusaha meyakinkan kita bahwa kita tidak bisa, kita akan menjawab dengan keyakinan yang tak pernah mati dan mampu mengumpulkan semangat sebuah bangsa: Ya, kita bisa!

Terima kasih. Tuhan memberkati Anda semua dan semoga Tuhan memberkati bangsa kita.

Kamis, 30 Oktober 2008

Resep Favorite Keluarga

Makanan ini sangat favorite buat suamiku..Suamiku sangat suka dengan sesuatu yang mengandung singkong salah satunya makanan ini.

Singkong Thailand (Sweet Cassava)

Bahan:
500 gr singkong/ubi kayu
100 gr gula pasir 200 ml air 1/2 sdt garam
200 ml santan instan 1 sdm tepung maizena, cairkan dengan sedikit air

Cara membuatnya:

1. Rebus singkong dan air hingga matang.
2. Masukkan gula pasir, masak terus hingga gula meresap.
3. Tuang santan instan. Didihkan sekali lagi.
4. Tuang tepung maizena cair, aduk rata hingga mendidih dan mengental.
5. Angkat.
Sajikan.

Silahkam mencoba



LENTERA JIWA


Walau judul LENTERA JIWA ini banyak dipakai oleh orang-orang hebat dalam hal untuk bercerita tentang kisah lentera jiwa ya, aku mencoba untuk menuliskan sekedar pencarian LENTERA JIWA ku ini pada sabahabat-sahabatku .....



LENTERA JIWA adalah PASSION. Hal yang sangat kita sukai. Suatau pekerjaan atau kegiatan yang menimbulkan kepuasan tersendiri bagi kita, meskipun seringkali menguras waktu dan tenaga. Itulah LENTERA JIWA kita. Apakah kamu sudah menemukan LENTERA JIWA-mu? (www.lenterajiwa.com)


Sepenggal kalimat yang ku baca di salah satu websit yang lagi ngetop, menggugah sejenak pikiranku. Pagi ini di dalam perjalanan menuju kantor sambil ndengerin salah satu channel radio favorite yang tidak sengaja juga membahas tentang Lentera Jiwa. Aku mulai berfikir, tiap hari aku menjalani rutinitas yang sama berangkat ke kantor, bekerja aku di sana sampai sore, dan magrib aku baru bisa menginjakkan kaki lagi di rumah, menyiapkan makan malam (Itu pun dengan bantuan mbak nya yang di rumah) ngobrol bentar dengan orang2 rumah, badan serasa udah capek pengen tidur…begitu terus dan pagi sama apa yang aku kerjakan….apakah ini hanya sekedar rutinitas…apakah aku menikmati dengan ini semua…itulah yang ku coba untuk mencari jawabannya.


Mengutip apa yang di tulis di Lentera Jiwa-nya "Kick Andy"
Berbahagialah mereka yang menikmati pekerjaannya. Berbahagialah mereka yang sudah mencapai taraf bekerja adalah berekreasi. Sebab mereka sudah menemukan lentera jiwa mereka.


Apakah aku sudah bisa berkreasi dengan pekerjaanku, atau aku sudah bisa dengan sepenuh hati menjalankan amanah yang diberikan padaku untuk negara ini atau aku hanya menikmati rutinitas sehari-hari. Pagi ini fikiranku hanya dipenuhi dengan pertanyaan Apakah Aku Udah menemukan LENTERA JIWA –ku?
Dalam hati ku coba untuk menanamkan bahwa bagaimana aku harus bisa mengubah pekerjaan yang rutinitas ini dengan sesuatu yang lebih bermakna dan berkreasi bagi aku maupun orang-orang di sekitarku.


Dan aku harus belajar untuk lebih bersyukur lagi dengan nikmat ALLAH yang terus menerus dilimpahkan kepada ku. Sambil aku akan mencari LENTERA JIWA ku………

Rabu, 22 Oktober 2008

Terserang FLU

Hari ini aku kena flu berat,bersin -bersin, demam, batuk, sakit kepala dan serentetan keluhan akibat flu. Aku nggak bisa masuk kantor semua badan terasa ngilu-ngilu semua, makan nggak ada yang enak terasa pahit semua di lidah (biasanya aku nggak pernah ngeluh masalah makanan yang ada cuma enak dan enak banget) tapi kali ini keinginan banyak mau makan sop, makan indomie rebus pedas, mau bubur kacang hijau tapi serasa pahit kalau uada masuk kemulut.
Akhirnya aku ke dokter di kinik deket rumah karena panas tubuhku udah mendekati 39 derajat celcius, dr Weri dokter yang aku temui, setelah ditanya tentang keluhanku aku diperiksa dan dikasih resep yang isinya ada obat antibiotik, radang, demam, batuk dan flu ada 4 jenis obat yang harus aku beli...

Kalau udah ngerasa sakit begini hanya satu yang kita inginkan sembuh dengan cepat nggak enak banget sakit ...Saat seperti ini kita baru sadar bahwa sehat adalah sebagian nikmat yang telah Allah berikan ke kita, dan kita harus selalu bersyukur atas NikmatNya tersebut. Maafkan Ya Allah, hambaMu ini sering melupakan nikmat yang telah Engkau berikan. Semoga hamba masuk golongan orang-orang yang selalu mensyukuri NikmatMu Amin...

Udah dulu ya nggak bisa banyak ceritanya pusing rasanya kepala ini...
Doain ya biar cepet sembuh...

Jumat, 10 Oktober 2008

Indahnya Silaturahmi

Ramadhan yang penuh barokah telah dilalui, sekarang memasuk ke bulan Syawal...(jadi inget puasa syawal) bulan yang penuh dengan acara halal bi halal dan saling memaafkan. Memasuki awal bulan syawal semua menyambut dengan gembira, menyambut bulan yang sebagian banyak orang membukakan hati nya untuk saling memaafkan... Berkunjung ketempat orang tua, saudara, kerabat dan handai taulan untuk saling memaafkan dan bersilaturahmi. Hidangan yang nggak biasanya (kue kastangel,lontong,sayur opor, gudeg manggar* (menu favorite keluargaku) disajikan di bulan Syawal ini, untuk menyambut tamu - tamu istimewa untuk menghormati dan ucapan rasa syukur atas nikmat yang telah diberikan olehNya dalam setahun ini. Bercerita, tertawa menghiasi setiap pertemuan yang terjadi antara keluarga dan handai taulan.

Indahnya Silaturahmi....

Alhamdulliah Ya Allah atas nikmat dan barokah yang telah Engkau dilimpahkan pada kelurga kami,
Semoga kami bisa memaknai setiap nikmat yang telah Engkau berikan,
Jauhkan kami sekelurga ke dalam golongan orang-orang yang mengingkari nikmatMu. Amin....

Selamat Hari Raya Idul Fitri
Minal Aidin Wal Faidzin


*gudeg manggar : gudeg dari bunga pohon kelapa

Jumat, 26 September 2008

Mudik.....Ayo Mudik......................

Kapan mudiknya? Naik apa? Pertanyaaan itu sering dilontarkan setiap menjelang liburan Hari Raya Idul Fitri. Banyak makna yang dapat keluargaku ambil dari persiapan menjelang mudik ini. Seperti hari ini setelah kami makan sahur acara siap - siap untuk persiapan mudik (Insya Allah nanti malem setelah Sholat Taraweh kami sekeluarga akan mudik ke Jogja tepatnya di Brosot (tempat Mertua) dan Wonosari (tempat orangtua ku), aku nyiapin baju, suamiku nyiapain mobil yang akan kami bawa, mbak Wit ( patner gw ngerajin rumah) beres - beres rumah, Rian (yang sering nganterin Mas Rafly Sekolah) mengepak-ngepak barang bawaan untuk dimasukin mobil....beginilah rutinitas persiapan mudik....setiap yangada di rumah terlibat untuk mempersiapkan...kompak deh...
Mudik...tiap tahun gw sekelurga pasti menjalaninya....moment yang sangat ditunggu oleh hampir semua orang yang mencoba peruntukan di kota orang lain untuk menjenguk sanak saudara di kota asal..... Tradisi mudik memang sangat menyenangkan...(ada nggak ya tradisi ini di negara lain), walapun mungkin kita akan mendapatkan kemacetan jalanan ( bayangkan mudik tahun lalu gw butuh waktu hampir 28 jam ke Jogja , biasanya kami hanya membutuhkan waktu 12 jam untuk sampe ke Jogja), semoga ini tidak terjadi lagi, doaian ya sahabat2 ku semoga jalanan tidak begitu macet .....tetapi ada fenomena kalau nggak macet rasanya kayak nggak mudik lebaran he he he....
Mudik....menjadi buah dari indahnya Ramadhan, Alhamdulillah Ya Allah dengan limpahan rahmat dan rejeki dariMu kami sekelurga dapat menjalani indahnya Ramadhan ini....
Buat sahabat2 ku yang mau mudik juga....selamat mudik ya....siapkan segalanya dengan baik...yang mau naik mobil cek dulu kelengkapan mobilnya, naik kereta ,pesawat, bus jangan lupa tiketnya dibawa dan jangan lupa jadwal keberangkatannya , naik motor....helmnya, jas hujan nya jangan lupa.....hati-hati di jalan semoga kita lancar dalam perjalanan dan senantiasa dalam lindungan dan barokah Nya Amin.... Buat sahabat2 ku yang tahun ini nggak bisa mudik (terutama sahabat2 ku di BLI) (mama Ocha, Sandra...) nitip jagain rumah gw ya kalau bisa sapuin juga ya he he he ......(nanti ada oleh-oleh nya)
Selamat Mudik ....................

Kamis, 25 September 2008

Pertama Kali Ngeblog

Hari ini pertama kali, di bulan Ramadhan yang penuh barokah ini, aku mencoba membuat Blog dan mencoba untuk menorehkan sedikit fikiran, curahan hati, keluhan buat sahabat ku semua...
Aku mulai tertarik dengan blog setekah dengan tidak segaja bertemu dengan teman, sahabat, guru ku (Andi Arsana) di dunia maya ini. Setelah menbaca blog keluarganya aku jadi punya keinginan untuk membuat blog tentu saja dengan arahan beliuanya...Terima Kasih banyak teman, dari dulu sampe sakarang aku masih selalu merepotkanmu....thanks.
Ternyata ngeblog itu asyik walaupun aku masih pemula banget...aku bisa menorehkan apa yang ada di benakku di blog ini...sedikit mengurangi kegundahan hati dan menuangkan inspirasi-inspirasi hidup. Masih belepotan banget ya aku nulisnya... Dan ternyata nulis nggak semudah yang aku bayangkan...merangkai kata demi kata unutk menjadi kalimat yang menarik itu ternyata sangat sulit ( hebat juga ya penulis-penulis) bisa membius pembacanya dengan apa yang di tulis seperti Andrea Herata (penulis favoritku)...Eh jadi ingat hari in khan lounching film "Laskar Pelang"..Salah satu film yang akan memberi insiprasi yang bagus buat keluarga ku....(Mas Ajie nggak pernah suka baca tetapi novel ini, suamiku katam bacanya hebat ya ayah...)
Buat Mas Aji ( suamiku, ayah anak2 ku), ini pertama kali bunda buat blog....bagus nggak )
Udah dulu ya posting tulisanku pertama ini semoga menjadi perkenalan yang indah...selamat menikmati semua bermanfaat...amin